Biografi Para
Ilmuan Matematika
1. JOHANN KEPLER (1571-1630).
Copernicus, Tycho Brahe, Galileo dan Kepler adalah peletak dasar astronomi
modern. Copernicus adalah seorang biarawan (Katolik). Galileo adalah juga
seorang Kristen (Katolik) yang sungguh-sungguh walaupun pernah ada masalah soal
"Teori Heliosentris versus Teori Geosentris". Kepler telah
mendapatkan rumus-rumus yang masih dipakai sampai sekarang untuk meramalkan
gerakan planet-planet. Kepler mula-mula belajar teologi. Tetapi setelah 2 tahun
ia pindah jurusan dan mempelajari astronomi. Pengaruh studi teologinya besar
dalam pernyataan- pernyataannya dibidang astronomi. Ia berkata bahwa ia selalu
berusaha memikirkan "Pikiran Allah" ("thinking God's thoughts
after Him"). Ia percaya secara harafiah Kitab Kejadian 1,2 mengenai
Penciptaan alam semesta dalam waktu enam hari. Dalam salah satu bukunya ia
menulis : "Since we astronomers are priests of the highest God in regard
to the book of nature, it befit us to be thoughtful, not of the glory of our
own minds, but rather, above all else, of the glory of God."( Terjemahan
bebasnya adalah sbb : "Karena kami, ahli astronomi adalah imam Allah yang
Maha Tinggi tentang buku alam semesta, sepatutnyalah kami memuliakan Allah, dan
bukan pikiran kami sendiri".)
2. FRANCIS BACON (1561-1626)
Bacon peletak dasar "metode ilmiah" modern yang pertama. Ia
tekankan percobaan (experiments) dan metode induksi. Hal ini berlawanan dengan
metode deduksi Aristoteles. Bacon percaya betul akan Alkitab. Ia menulis
:"There are two books laid before us to study, to prevent our falling into
error ; first, the volume of the Scriptures, which reveal the will of God ;
then the volume of the Creatures, which express His
power."("Dihadapan kita ada dua buku yang harus kita pelajari, untuk
mencegah kita jatuh dalam kesalahan ; pertama Alkitab, yang menunjukkan
kehendak Allah ; lalu buku alam semesta, yang menunjukkan KuasaNya.")
3. LOUIS AGASSIZ (1807-1873).
Agassiz adalah seorang akhli biologi (palaentology) dan akhli geologi yang kenamaan. Pada tahun 1860, satu tahun setelah Darwin menulis bukunya : "On the origin of species", Agassiz telah menunjukkan sifat spekulatip dari buku Darwin. Data yang betul-betul ilmiah tidak mendukung teori evolusi. Sepanjang hidupnya Agassiz menentang teori evolusi.
4. WERNHER VON BRAUN (1912-1977).
Von Braun mengembangkan rocket V-2 sewaktu perang dunia ke-II. Pada tahun
1945 ia beremigrasi ke-Amerika Serikat. Pada tahun 1960 ia menjadi direktur
NASA. Ia sangat berjasa akan kemajuan Amerika Serikat dibidang satelit dan
teknologi ruang angkasa.Von Braun adalah anggota gereja Lutheran yang aktip. Ia
menulis :"Manned space flight is an amazing achievement, but it has opened
for mankind thus far only a tiny door for viewing the awesome reaches of space.
An outlook through this peephole at the vast mysteries of the universe should
only confirm our belief in the certainty of its Creator. I find it as difficult
to understand a scientist who does not acknowledge the presence of a superior
rationality behind the existence of the universe as it is to comprehend a
theologian who would deny the advances of science."("Penerbangan ruang
angkasa yang berawak adalah suatu prestasi yang menakjubkan, tetapi sampai
sekarang ia hanya membuka pintu yang kecil untuk melihat ruang angkasa yang
sangat luas. Suatu pengamatan dari lubang intip ini, seharusnya meneguhkan iman
kita akan kepastian ada nya Penciptanya. Saya merasa sama sulitnya untuk
mengerti seorang ilmuwan yang tidak mengakui adanya Allah yang Maha Tahu
dibelakang alam semesta ini, seperti seorang teolog yang menyangkal adanya kema
juan dalam ilmu pengetahuan alam.)
5. THALES (Yunani, 624-546 SM)
Thales adalah seorang ahli filsafat. Pada zamannya
seorang ahli filsafat mempelajari matematika, astronomi, fisika dan ilmu
pengetahuan alam. Thales lahir di Yunani kemudian pergi ke Mesir untuk belajar.
Ia mengukur tinggi piramida dengan menggunakan pengertian kesebangunan dan
meramalkan waktu peredaran matahari. Tak heran jika ia disebut sebagai Bapak
Awal Ilmu Matematika dan Astronomi. Dalam sebuah cerita, di suatu malam ia
berjalan sambil menatap bintang di langit. Tiba-tiba ia terperosok masuk
selokan. Seorang wanita budak yang sudah tua melihat kejadian itu berkata
kepadanya, "Tuanku, bila anda tidak dapat melihat jalan bagaimana anda
dapat menceritakan sesuatu tentang bintang-bintang?"
6. PHYTAGORAS (Yunani, 582-493 SM)
Meskipun
Phytagoras adalah seorang ahli filsafat namun ia juga mempelajari musik dan
ilmu-ilmu lain. Ia lahir di Yunani dan kemudian ke Mesir dan Babylonia untuk
belajar.Phytagoras terkenal dengan dalilnya yang menerangkan bahwa dalam suatu
segitiga siku-siku, kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi
lainnya. Segitiga siku-siku yang sisi-sisinya berbanding 3 : 4 : 5 merupakan
dasar dari dalil matematika untuk perhitungan sudut-sudut dalam segitiga a2 +
b2 = c2 dan pertama kali digunakan oleh para perentang tali di Mesir untuk
tanah dengan tali-tali bersimpul. Menurut hikayat, ia menemukan dalil itu
ketika ia sedang mengamati susunan lantai bersegitiga di rumah salah seorang
temannya.
Di lain cerita, ketika ia sedang melewati bengkel pandai besi ia mendapat ide dari berbagai jenis suara yang dihasilkan oleh pukulan martil. Bahwa semakin pendek pegangan martil semakin tinggi frekuensi nada yang dihasilkan. Dengan menggunakan ide ini ia menciptakan jenis-jenis kecapi dan seruling.
Di lain cerita, ketika ia sedang melewati bengkel pandai besi ia mendapat ide dari berbagai jenis suara yang dihasilkan oleh pukulan martil. Bahwa semakin pendek pegangan martil semakin tinggi frekuensi nada yang dihasilkan. Dengan menggunakan ide ini ia menciptakan jenis-jenis kecapi dan seruling.
7. EUCLIDES (Yunani, Kira-kira 300 SM)
Euclides menulis 13 jilid buku tentang geometri. Dalam buku-bukunya ia
menyatakan aksioma (pernyataan-pernyataan sederhana) dan membangun semua dalil
tentang geometri berdasarkan aksioma-aksioma tersebut. Contoh dari aksioma Euclides
adalah, "Ada satu dan hanya satu garis lurus garis lurus, di mana garis
lurus tersebut melewati dua titik". Buku-buku karangannya menjadi hasil
karya yang sangat penting dan menjadi acuan dalam pembelajaran Ilmu Geometri.
Bagi Euclides, matematika itu penting sebagai bahan studi dan bukan sekedar alat untuk mencari nafkah. Ketika ia memberi kuliah geometri pada raja, baginda bertanya, "Tak adakah cara yang lebih mudah bagi saya untuk mengerti dalam mempelajari geometri?". Euclides menjawab, "Bagi raja tak ada jalan yang mudah untuk mengerti geometri. Setiap orang harus berpikir ke depan tentang dirinya apabila ia sedang belajar".
Bagi Euclides, matematika itu penting sebagai bahan studi dan bukan sekedar alat untuk mencari nafkah. Ketika ia memberi kuliah geometri pada raja, baginda bertanya, "Tak adakah cara yang lebih mudah bagi saya untuk mengerti dalam mempelajari geometri?". Euclides menjawab, "Bagi raja tak ada jalan yang mudah untuk mengerti geometri. Setiap orang harus berpikir ke depan tentang dirinya apabila ia sedang belajar".
8. ARCHIMEDES (Yunani, 287-212 SM)
Archimedes
mempelajari matematika, fisika dan membuat banyak penemuan. Ia menemukan prinsip
tuas yang dapat menggerakkan benda berat hanya dengan sedikit usaha. Ia
memperagakan prinsip ini dengan menggerakkan kapal dengan memakai tuas.
Eucildes pun berkata, "Bila saya diberi sebuah tuas yang cukup panjang dan
titik penumpu, saya dapat menggerakkan bumi".
Euclides menggunakan pengetahuan tentang kepadatan untuk menemukan bahwa mahkota yang dibuat untuk raja tak dibuat dengan emas murni. Ia juga mempelajari lingkaran dan menemukan rumus untuk keliling lingkaran (2πr) dan luas lingkaran (πr^2).
Dalam hikayat ketika Archimedes sudah tua, Yunani dikalahkan oleh Romawi. Sewaktu serdadu musuh masuk ke dalam rumahnya dan di kamar ia sedang mempelajari sebuah lingkaran yang digambarnya di lantai, ia berteriak, "Jangan injak lingkaran saya!" Tapi serdadu itu tak memperdulikan teriakan Archimedes malah menikammya sampai mati.
Euclides menggunakan pengetahuan tentang kepadatan untuk menemukan bahwa mahkota yang dibuat untuk raja tak dibuat dengan emas murni. Ia juga mempelajari lingkaran dan menemukan rumus untuk keliling lingkaran (2πr) dan luas lingkaran (πr^2).
Dalam hikayat ketika Archimedes sudah tua, Yunani dikalahkan oleh Romawi. Sewaktu serdadu musuh masuk ke dalam rumahnya dan di kamar ia sedang mempelajari sebuah lingkaran yang digambarnya di lantai, ia berteriak, "Jangan injak lingkaran saya!" Tapi serdadu itu tak memperdulikan teriakan Archimedes malah menikammya sampai mati.
9. ALI BIN ABI THALIB (Arab Saudi,
658-695 Masehi)
Sejak kecil
Ali bin Abi Thalib menyukai berbagai ilmu dan ikut dengan Nabi Muhammad SAW.
Kelak Ali dinikahkan dengan putri Rasul, Fatimah R.A. dan hidup dalam
kesederhanaan yang teramat sangat. Meskipun hidup dalam kesederhanaan Ali tidak
surut dalam mencari ilmu pengetahuan, tak heran bila Rasul pernah bersabda,
"Apabila aku kota ilmu maka Ali adalah gerbangnya".
Ketika awal lambang bilangan dalam matematika menggunakan huruf-huruf seperti yang pernah diajarkan oleh bangsa Romawi tergolong rumit, Ali mempopulerkan lambang bilangan dalam huruf Arab dengan angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 0. Ali juga yang menyederhanakan penulisan lambang bilangan Romawi di mana sepuluh dengan "X", seratus dengan "C", seribu dengan "M" dan seterusnya dipermudah dengan menambahkan angka nol di belakang angka puluhan, ribuan dan satuan dengan bilangan 10, 100, 1000 dan seterusnya, di mana angka "0" dalam bilangan Arab diwakili dengan titik.
Ketika awal lambang bilangan dalam matematika menggunakan huruf-huruf seperti yang pernah diajarkan oleh bangsa Romawi tergolong rumit, Ali mempopulerkan lambang bilangan dalam huruf Arab dengan angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 0. Ali juga yang menyederhanakan penulisan lambang bilangan Romawi di mana sepuluh dengan "X", seratus dengan "C", seribu dengan "M" dan seterusnya dipermudah dengan menambahkan angka nol di belakang angka puluhan, ribuan dan satuan dengan bilangan 10, 100, 1000 dan seterusnya, di mana angka "0" dalam bilangan Arab diwakili dengan titik.
10. LEONARDI DA VINCI (Italia, 1452-1519)
Sejak kecil Leonardi Da Vinci telah memperlihatkan kemampuan khusus dalam
bidang matematika, musik, seni lukis dan bidang-bidang lain. Secara khusus ia
mencintai lukisan dan mengikuti pelajaran tentang seni. Sebagai pelukis dan
pemahat ia banyak menghasilkan karya agung, salah satunya yang terkenal adalah
lukisan Monalisa. Sebagai sebagai arsitek terkemuka ia juga banyak meninggalkan
karya-karya besar dan monumental.
Leonardo Da Vinci juga mempelajari geometri dan menggunakan metode membuat bagian-bagian pokok suatu lukisan jatuh di atas segitiga khayal. Metode ini disebut komposisi piramida. Untuk melukis gambar ruang pada kanvas datar ia menggunakan metode semua garis sejajar yang horizontal kelihatan menuju titik tertentu. Metode ini dikenal dengan nama perspektif. Contoh lukisannya yang menggunakan metode ini adalah lukisan Perjamuan Malam Terakhir.
Leonardo Da Vinci juga mempelajari geometri dan menggunakan metode membuat bagian-bagian pokok suatu lukisan jatuh di atas segitiga khayal. Metode ini disebut komposisi piramida. Untuk melukis gambar ruang pada kanvas datar ia menggunakan metode semua garis sejajar yang horizontal kelihatan menuju titik tertentu. Metode ini dikenal dengan nama perspektif. Contoh lukisannya yang menggunakan metode ini adalah lukisan Perjamuan Malam Terakhir.
11. COPERNICUS (Polandia, 1473-1543)
Copernicus
mempelajari astronomi, matematika, fisika, ilmu hukum dan kedokteran. Pada
zamannya secara umum orang percaya bahwa matahari, bulan dan bintang bergerak
mengelilingi bumi karena saat itu bumi dianggap sebgai pusat tata surya. Akan
tetapi Copernicus yakin bahwa pusat alam semesta bukanlah bumi, melainkan
matahari di mana seluruh benda-benda langit berputar mengelilingi matahari.
Pikiran Copernicus ini menentang filsafat tradisional dan agama.
Teorinya yang terkenal dikemukakan dalam bukunya yang berjudul "Perputaran Benda-Benda Langit". Di mana pada waktu itu ia takut menerbitkan bukunya karena adanya ancaman hukuman mati dari pihak gereja terhadap doktrin keilmuan yang menentang dogma-dogma yang dikeluarkan pihak gereja. Hanya karena desakan rekan-rekannya Copernicus setuju untuk menerbitkan buku itu sepenuhnya. Tetapi sayang, buku itu baru dicetak setelah pengarangnya meninggal dunia.
Teorinya yang terkenal dikemukakan dalam bukunya yang berjudul "Perputaran Benda-Benda Langit". Di mana pada waktu itu ia takut menerbitkan bukunya karena adanya ancaman hukuman mati dari pihak gereja terhadap doktrin keilmuan yang menentang dogma-dogma yang dikeluarkan pihak gereja. Hanya karena desakan rekan-rekannya Copernicus setuju untuk menerbitkan buku itu sepenuhnya. Tetapi sayang, buku itu baru dicetak setelah pengarangnya meninggal dunia.
12. GALILEO GALILEI (Italia, 1564-1642)
Galileo
mempelajari matematika, fisika dan astronomi. Dulu orang percaya bahwa
kecepatan benda jatuh tergantung pada bobot benda yang dijatuhkan tersebut.
Dalam teori tersebut disebutkan bahwa jatuhnya benda yang lebih berat akan
lebih cepat daripada benda yang lebih ringan. Galileo membantah teori tersebut
dengan dasar keyakinan bahwa kecepatan jatuhnya sebuah benda tidak tergantung
pada bobotnya. Ia membuktikannya dengan menjatuhkan dua buah logam yang satu
lebih berat dari yang lain dari atas Menara Pisa yang miring. Biarpun pada saat
ini setiap orang menyetujui teorinya adalah benar, namun pada zamannya teori
dengan pembuktiannya itu diterima orang dengan keheranan yang besar.
Sewaktu-waktu ketika ia sedang mengamati tempat lilin yang berayun-ayun di gereja, ia mencatat bahwa berapapun jauhnya benda itu berayun ke samping, waktu yang diperlukan untuk setiap 1 gerakan bolak-balik (1 getaran) adalah sama. Di kemudian hari ia menemukan bahwa hukum ini adalah suatu hal yang umum yang akhirnya hukum ini disebut dengan hukum isokhronisme suatu bandul.
Di akhir hidupnya Galileo Galilei dijatuhi hukuman mati oleh gereja karena mendukung ide Copernicus yakni bumi berputar mengelilingi matahari.
Sewaktu-waktu ketika ia sedang mengamati tempat lilin yang berayun-ayun di gereja, ia mencatat bahwa berapapun jauhnya benda itu berayun ke samping, waktu yang diperlukan untuk setiap 1 gerakan bolak-balik (1 getaran) adalah sama. Di kemudian hari ia menemukan bahwa hukum ini adalah suatu hal yang umum yang akhirnya hukum ini disebut dengan hukum isokhronisme suatu bandul.
Di akhir hidupnya Galileo Galilei dijatuhi hukuman mati oleh gereja karena mendukung ide Copernicus yakni bumi berputar mengelilingi matahari.
Descartes mempelajari Matematika, Fisika, Politik dan Filsafat. Ia adalah
orang yang pertama kali menggunakan sistem dua atau tiga bilangan seperti (A,
B) atau (A, B, C) sebagai koordinat untuk menggambarkan titik-titik pada suatu
bidang atau dalam ruang. Dengan cara ini pernyataan-pernyataan mengenai
gambar-gambar dalam geometri tentang titik yang dijabarkan oleh Euclides dapat
diterjemahkan menjadi pernyataan-pernyataan yang menyangkut bilangan.
Menurut hikayat, Descartes mendapat ide itu ketika sedang terbaring sakit di tempat tidur. Ia mengamati laba-laba yang berjalan di langit-langit dan kemudian turun dengan benangnya. Hal ini memberikan ide kepadanya untuk menyatakan titik-titik dalam ruangan dengan (A, B, C).
Ia juga orang pertama kali yang menggunakan huruf-huruf abjad seperti a, b, c, ... , x, y, z untuk mewakili bilangan-bilangan. Ia pula orang pertama kali yang mengemukakan ide tentang bilangan negatif.
Menurut hikayat, Descartes mendapat ide itu ketika sedang terbaring sakit di tempat tidur. Ia mengamati laba-laba yang berjalan di langit-langit dan kemudian turun dengan benangnya. Hal ini memberikan ide kepadanya untuk menyatakan titik-titik dalam ruangan dengan (A, B, C).
Ia juga orang pertama kali yang menggunakan huruf-huruf abjad seperti a, b, c, ... , x, y, z untuk mewakili bilangan-bilangan. Ia pula orang pertama kali yang mengemukakan ide tentang bilangan negatif.
14. BLAISE PASCAL (Perancis, 1623-1662)
Blaise Pascal adalah seorang ahli matematika, fisika, teologi sekaligus
pujangga. Pascal menjadi sangat tertarik pada matematika khususnya geometri
ketika berumur 6 atau 7 tahun. Ketika itu ayahnya menyingkirkan buku-buku
matematikanya karena ia percaya bahwa anak kecil seharusnya tidak mempelajari
buku yang sedemikian sukar. Namun Pascal tetap saja mempelajarinya secara
sembunyi-sembunyi.
Saat berusia 12 tahun tanpa memperoleh bantuan orang lain ia menemukan bahwa jumlah semua sudut-sudut pada suatu segitiga selalu 180º. Ia memperlihatkan hal tersebut kepada ayahnya dan menerangkannya dengan jelas. Ayahnya demikian tertegun sampai akhirnya mengizinkan anaknya terus belajar matematika dengan bebas. Di saat berusia 19 tahun Pascal sudah menemukan suatu mesin hitung yang menggunakan roda-roda gigi. Dalam bidang fisika ia menemukan prinsip tentang tekanan dalam zat cair yang kemudian prinsip ini diabadikan sesuai dengan namanya. Ia juga meninggalkan suatu ungkapan yang terkenal, "Manusia adalah lalang yang lemah, akan tetapi ia adalahlalangyangberpikir".
Saat berusia 12 tahun tanpa memperoleh bantuan orang lain ia menemukan bahwa jumlah semua sudut-sudut pada suatu segitiga selalu 180º. Ia memperlihatkan hal tersebut kepada ayahnya dan menerangkannya dengan jelas. Ayahnya demikian tertegun sampai akhirnya mengizinkan anaknya terus belajar matematika dengan bebas. Di saat berusia 19 tahun Pascal sudah menemukan suatu mesin hitung yang menggunakan roda-roda gigi. Dalam bidang fisika ia menemukan prinsip tentang tekanan dalam zat cair yang kemudian prinsip ini diabadikan sesuai dengan namanya. Ia juga meninggalkan suatu ungkapan yang terkenal, "Manusia adalah lalang yang lemah, akan tetapi ia adalahlalangyangberpikir".
15. SEKI TAKAKAZU (Jepang, 1642-1708)
Pada zaman hidupnya, Jepang menggunakan sistem lambang bilangan Cina yang
berbelit-belit daripada sistem angka Arab untuk melambangkan bilangan. Mereka
juga menggunakan alat-alat yang terbuat dari kayu (yang disebut Sangi) yang
mula-mula dikembangkan di Tiongkok kuno untuk metode pengukuran luas bangunan.
Di masa itu Seki menemukan metode mengukur luas suatu bangunan yang dibatasi
oleh kurva-kurva atau volume benda-benda ruang yang tak teratur dengan metode
yang sekarang dikenal dengan nama "integral".
Matematika bangsa Jepang ini sebut Wasan. Sampai saat matematika Barat diperkenalkan di Jepang menjelang akhir abad ke-19, Wasan-lah yang lebih dahulu populer di Jepang. Seki Takakazu adalah salah seorang dari pengajar Wasan yang terkenal.
Matematika bangsa Jepang ini sebut Wasan. Sampai saat matematika Barat diperkenalkan di Jepang menjelang akhir abad ke-19, Wasan-lah yang lebih dahulu populer di Jepang. Seki Takakazu adalah salah seorang dari pengajar Wasan yang terkenal.
16. ISAAC NEWTON (Perancis, 1642-1727)
Isaac Newton
adalah salah seorang di antara ahli matematika besar dan juga mempelajari
fisika. Ia menemukan hukum gravitasi dan menyimpulkan teori bahwa gravitasi
adalah gaya tarik suatu benda terhadap benda lainnya. Semakin jauh jarak antara
dua benda semakin lemahlah gaya gravitasi di antara kedua benda tersebut. Gerak
bulan mengelilingi bumi dapat diterangkan dengan hukum gravitasi ini.
Newton juga menemukan hukum gerak yang merupakan dasar dinamika. Ia tertarik dengan astronomi dan menemukan suatu jenis teleskop pemantul yang akhirnya diabadikan dengan namanya.
Newton juga menemukan hukum gerak yang merupakan dasar dinamika. Ia tertarik dengan astronomi dan menemukan suatu jenis teleskop pemantul yang akhirnya diabadikan dengan namanya.
17. GOTTFRIED WILHELM LEIBNIZ (Jerman,
1646-1716)
Ayah Gottfried
Wilhelm Leibniz adalah seorang guru besar di sebuah universitas tetapi
meninggal ketika Leibniz menginjak usia 6 tahun. Sejak saat itu Leibniz muda
belajar sendiri dan dibantu dengan bimbingan ibunya. Belajar sendiri membuat
Leibniz bebas dari cara berpikir tradisional.
Ia dan Newton merumuskan pengertian dasar tentang "kalkulus differensial". Masing-masing menyatakan bahwa dirinyalah yang mula-mula memikirkan hal tersebut. Untuk memutuskan siapa sebenarnya yang pertama merumuskannya mereka saling mengajukan soal-soal kalkulus. Hal ini dikenal sebagai perang matematika antara Leibniz dengan Newton. Akhirnya mereka menyadari bahwa mereka masing-masing menggunakan pikiran mereka sendiri-sendiri, dan perumusan dasar tentang "kalkulus differensial" tersebut adalah kebetulan sama. Leibniz juga menemukan suatu jenismesinhitung.
18. INO TADATAKA (Jepang, 1745-1818)
Ia dan Newton merumuskan pengertian dasar tentang "kalkulus differensial". Masing-masing menyatakan bahwa dirinyalah yang mula-mula memikirkan hal tersebut. Untuk memutuskan siapa sebenarnya yang pertama merumuskannya mereka saling mengajukan soal-soal kalkulus. Hal ini dikenal sebagai perang matematika antara Leibniz dengan Newton. Akhirnya mereka menyadari bahwa mereka masing-masing menggunakan pikiran mereka sendiri-sendiri, dan perumusan dasar tentang "kalkulus differensial" tersebut adalah kebetulan sama. Leibniz juga menemukan suatu jenismesinhitung.
18. INO TADATAKA (Jepang, 1745-1818)
Ino Tadataka
adalah anak seorang petani dari golongan kelas sosial yang rendah. Ia tidak
mendapat pendidikan formal tetapi belajar sendiri. Ketika berusia 18 tahun ia
diangkat menjadi seorang anak oleh seorang saudagar dan harus berhenti belajar
demi untuk bekerja. Ketika berusia 45 tahun saudagar tersebut membiarkan Ino
mengurus urusan rumah tangganya sehingga Ino mempunyai waktu untuk menyelesaikanpelajarannyadibawahbimbinganseorangpembimbing.
Pada waktu itu ia mempelajari astronomi, matematika, sejarah dan pengukuran tanah. Ketika berusia 55 tahun ia mendapat izin dari pemerintahan Jepang untuk mengukur bagian Utara Jepang. Ia tak henti-hentinya mengumpulkan informasi untuk membuat peta-peta seluruh negara sampai saat meninggalnya. Sampai akhir abad ke-19 peta-peta yang dibuat oleh Ino digunakan sebagai dasar peta-peta administrasi pemerintah Jepang.
Pada waktu itu ia mempelajari astronomi, matematika, sejarah dan pengukuran tanah. Ketika berusia 55 tahun ia mendapat izin dari pemerintahan Jepang untuk mengukur bagian Utara Jepang. Ia tak henti-hentinya mengumpulkan informasi untuk membuat peta-peta seluruh negara sampai saat meninggalnya. Sampai akhir abad ke-19 peta-peta yang dibuat oleh Ino digunakan sebagai dasar peta-peta administrasi pemerintah Jepang.
Menurut
hikayat, Johann Gauss adalah seorang jenius dalam aritmetika. Ketika ia berusia
9 tahun seorang guru menyuruh murid-murid di kelasnya untuk menjumlahkan
deretan bilangan 1 + 2 + 3 + ... + 40. Gauss hanya memerlukan waktu beberapa
saat saja tanpa menuliskan sesuatu apapun untuk memperoleh jawabannya yaitu
820. Ia mendapat jawaban dalam otaknya dengan menyadari bahwa jumlah itu dapat
dipikirkan penyelesaiannya sebagai berikut: (1 = 40) + (2 + 39) + ... + (20 +
21) = 41 + 41 +...+41=41X20=820.
Ayah Gaus hanyalah seorang tukang batu dan tak sanggup memberikan pendidikan universitas kepadanya. Tetapi raja tertegun akan kemampuan Gauss muda dan raja bersedia membiayai pendidikannya. Kelak Gauss menjadi salah satu ahli matematika terkemuka di dunia. Ia juga banyak meninggalkan hasil karyanya dalam bidang astronomi, pengukuran tanah dan elektromagnetisme.
Ayah Gaus hanyalah seorang tukang batu dan tak sanggup memberikan pendidikan universitas kepadanya. Tetapi raja tertegun akan kemampuan Gauss muda dan raja bersedia membiayai pendidikannya. Kelak Gauss menjadi salah satu ahli matematika terkemuka di dunia. Ia juga banyak meninggalkan hasil karyanya dalam bidang astronomi, pengukuran tanah dan elektromagnetisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar